Terlibat perseteruan terkait kebijakan sensor dengan pemerintah China membuat saham Google di pangsa pasar mesin pencarian di negeri Tirai Bambu itu merosot di kuartal kedua tahun ini.
The China Post, Jumat (23/7/2010), firma riset Analysys International melaporkan, dalam tiga bulan terakhir hingga Juni, saham raksasa internet tersebut jatuh menjadi 24,2 persen. Sebelumnya di kuartal pertama, saham Google masih mencapai 30,9 persen.
Sebaliknya, pada waktu yang bersamaan, mesin pencarian asal China, Baidu, menuai berkah. Konflik antara Google dan pemerintah China justru menguatkan dominasi Baidu dengan peningkatan pangsa pasar mencapai 70 persen dari sebelumnya 64 persen di kuartal pertama.
Pangsa pasar China sendiri di kuartal kedua secara keseluruhan, mencapai nilai US$ 394 juta, naik 48 persen setiap tahunnya.
"Ketidakpastian yang menimpa Google justru membantu Baidu memperluas pangsa pasarnya," tulis Analysys International dalam laporannya.
Google sempat berencana menghentikan operasionalnya di China. Menyusul kemudian pada Maret silam, raksasa internet ini melakukan re-routing akses Google China ke Google Hongkong yang bebas sensor.
Namun gertakan ini tidak membuat pemerintah China melunak. Alhasil, Google segera menghentikan re-routing setelah pemerintah China menunjukkan indikasi tidak akan memperpanjang lisensi izin operasional Google di China. Beruntung bagi Google, pemerintah China akhirnya menyetujui perpanjangan lisensi Google untuk tetap beroperasi di sana.
Jumat, 23 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
wah bisa gawat nih om google... cina juga punya FB sendiri lho, aku sih kurang tahu alamatnya apa, aku cuma dikabari ma adik q yang kuliah di sana..
makasih banyak ya infonya om.... ditunggu kunjungan baliknya.
udah saya follow om, follow balik ya,,,,....
mang.a adiik km kul d univers p???
y nanti saya kunjungi blog.a n saya follow
Posting Komentar